Senin pagi, saat embun pagi masih membasahi sisa-sisa bakaran bunga api dimalam itu.. suara takbir masih terdengar.. daku beranikan diri menemui engkau sang pemilik hati yang sedang bersimpuh didepan Nya.
Diri yang begitu resah, begitu ingin, begitu merindu datang memberanikan diri menghadapimu, menunggumu usai, lalu daku duduk bersimpuh disampingmu.
Tiada kata yang dapat kukatakan selain menanyakan keadaanmu, memohon maaf atas sikap yang begitu menghakimimu dimalam itu. Aku yang begitu bodoh, gegabah, begitu egois dan keterlaluan mengatakan hal seperti itu tanpa berfikir terlebih dahulu kepadamu.
Lalu dengan lembut suaramu, sikap tubuh mu, jawaban darimu membuat diri ini tak mampu menahan segala yang kini kurasa, dadaku terasa sesak, terasa ada hal yang tak dapat ku tahan hingga kutumpahkan segalanya diwaktu itu. Air mata yang menetes perlahan dihadapanmu adalah perasaan kekhawatiranku padamu, rasa takut masih terus mengiringiku.. rasa bersalah diriku padamu.. terlebih perasaan yang ingin kulepaskan segalanya tanpa sepatah kata yang terucap. Perasaan yang selama ini kutahan, akhirnya melemah dihadapan mu. Ketika aku mencoba kuat namun daku tetap melemah dihadapanmu.
Kau tau? Pagi ini aku menyadari hal tersulit yang selama ini kupertanyakan untuk diriku ini. Bahwasan persaanku padamu adalah perasaan yang sangat. Sangat begitu mencintai kamu.
Kumohon, tetaplah sehat🖤
Jakarta, 01 Januari 2018
Komentar
Posting Komentar